Tuesday, November 13, 2007

”Evanescence”


Grup rock yang mengawali debutnya dengan dua lagu (”Bring Me To Life” dan ”My Immortal”) di album OST Daredevil itu bermuasal dari kisah pertemuan antara Amy dan Ben dalam acara gabungan sekolah menengah di suatu musim panas. Saat itu Ben demikian terkesan dengan cara nyanyi Amy melagukan nomor Meat Loaf, ”I’d Do Anything For Love”.
Selesai penampilannya itu, langsung Ben mengajak Amy bergabung bersamanya dalam sebuah band. Kesepakatan antara keduanya segera berlangsung cepat, termasuk kesamaan visi pandang dalam mencipta lagu, yang dipengaruhi referensi Bjork, Tori Amos, Danny Elfman dan Kate Bush.
Meski sejak awal mereka cuma berdua, dan tak pernah membawa band lengkap di setiap performanya, Evanescence tetap memperoleh popularitas dengan rilis singel bernuansa gothic, yakni ”Understanding”. Lagu tersebut adalah salah satu lagu yang ditulis bareng Amy dan Ben. ”Understanding” memang tidak termuat dalam debut album perdana Fallen yang dirilis Sony Music baru-baru ini, tapi berhasil mempengaruhi selera massa dan sering diputar di stasiun radio lokal.
Begitulah sebagian cerita lama yang tak disangka-sangka merupakan tonggak awal dari Evanescence mencatat sejarah baru dalam musik rock progresif. Hingga kini, Evanescence (yang bermakna ”a dissipation or disappearance like vapor” = sirna atau cepat menghilang bagai uap) tetap berdua dengan tambahan musisi pendukung John LeCompt (gitar) dan dramer Rocky Gray untuk menghias berbagai performa mereka.
Bahkan untuk Fallen, Evanescence mengundang vokalis Paul McCoy (12 Stones) untuk berkolaborasi di lagu ”Bring Me To Life” (yang juga jadi salah satu lagu OST Daredevil). Mereka juga memboyong keikutsertaan Millenium Choir, Los Angeles untuk lagu Everybody’s Fool, Haunted, Imaginary dan Whisper. Selain itu ada bantuan dari dari pemusik Davis Hodges (piano dan kobor), Francesco DiCosmo (bas) dan dramer Josh Freese.
Penambahan-penambahan itu terlihat sebagai upaya terbaru Evanescence dalam memadukan ekspresi dua gitar dan dram, yang disempurnakan dengan bas dan perkalian layer kibor. Ini bisa disimak dari singel perdana Bring Me To Life. Sebuah lagu yang terbilang indah dengan warna rock ramah dan latar belakang musik balada pada instrumen piano.

Sesuatu yang Baru
Amy Lee memastikan Evanescence adalah band rock. ”Bercampur di dalamnya nuansa bertema epik, dramatis dan rock kelam,” sambungnya.
Reputasi dan nasib baik menjadi miliknya band asal Arkansas, yang langsung merasuki belantara rock Amerika. Lagu ”Bring Me To Life” adalah lagu balada piano yang berkisah tentang seseorang atau unsur yang terinspirasi ketika menemukan sesuatu yang baru. Di dalamnya muncul suatu yang baru, sebuah penawaran kenyataan dalam dunia yang lebih besar dari yang pernah Anda duga,” jelas Ben.
Melalui liriknya, Evanescence menggali kegelapan, mengintrospeksi cinta dan keputus-asaan. Bila diartikan secara maksimal, bisa terlihat sisi positif dari Evanescence.
”Intinya, lewat album Fallen kami ingin berbagi rasa dengan sesama mereka yang merasa terkucil atau sesak. Agar mereka tidak sendirian dalam menghadapi kepahitan hidup. Itulah kehidupan, dan itulah kemanusiaan. Kita tidak pernah sendirian, dan semua orang menjalani proses seperti itu,” pandang Amy serius.
”Semuanya tercipta dari kejujuran kami. Sekarang ini banyak musik ditampilkan dengan isi yang penuh kemarahan para remaja, dan itu bukan kami. Kami tidak berusaha menjual suatu opini. Kami hanya ingin menulis sesuatu dari hati kami,” komentar Ben lebih jauh.
Mereka membantah kalau lirik ciptaannya dihubungkan dengan misi Kristiani dengan makna atau pesan religius yang tersamar. ”Musik kami tak berhubungan dengan persoalan agama,” lanjut Ben.
Musik kami sekadar pengalaman hidup, tambahnya. ”Saya menjamin, bila pemilik toko buku Kristen mendengarkan beberapa lagu kami, mereka takkan mau menjual CD kami,” jawab Ben, mengenai kontroversi penjualan CD Fallen di toko-toko musik Kristen.
Hasil wawancara Evanescence dengan Entertainment Weekly yang termuat 18 April lalu, sempat menghebohkan dunia musik Kristen. Segalanya terjadi karena salah mengartikan makna lirik lagu ”Bring Me To Life”, yang kebetulan mendapat tempat terhormat di stasiun radio Kristen. Itulah yang lalu membuat Fallen didistribusikan ke toko-toko musik Kristen, namun ditarik kembali saat kemudian band tersebut berkomentar ihwal Evanescence yang sekular, dan memandang musik mereka sebagai bagian entertainment.

No comments: